Trendkita - Punya nasi sisa atau basi di rumah? Jangan buru-buru dibuang. Kenapa? Karena nasi basi masih bisa dimanfaatkan. Tak hanya bermanfaaat sebagai pakanan ternak itik atau lele. Nasi basi bisa dimanfaatkan sebagai Pupuk kompos dan kerajinan.
Sebagai kompos alami
Membuat kompos secara alami membutuhkan sekumpulan organisme untuk pembuatan kompos organik. Nasi basi di rumah bisa digunakan untuk membuat Mikro Organisme Lokal (MOL). MOL sangat bagus diaplikasikan pada media tanaman guna menyuburkan tanah dan tumbuhan.
Cara membuat kompos organik dari nasi basi ini cukup mudah. Berikut ini beberapa ulasan dari D’Kwek Blog.
Pertama, wadahi nasi basi yang tidak dimakan lagi ke dalam wadah plastik atau mangkok kecil. Biarkan nasi basi dalam keadaan terbuka hingga berubah warna menjadi orange.
Kedua, Setelah nasi basi berubah warna menjadi orange, tambahkan cairan gula ke dalamnya. Ambil satu liter air kemudian tambahkan lima sendok makan gula pasir lalu aduk. Setelah gula dan air tercampur masukkan ke dalam wadah berisi nasi basi tadi kemudian remas-remas (gunakan sarung tangan). Cairan gula ini berfungsi sebagai makanan mikroorganisme yang membantu pembentukan nasi menjadi kompos.
Ketiga, setelah tercampur diamkan nasi basi dengan larutan gula tersebut selama seminggu hingga baunya berubah seperti bau tape.
Keempat, jika telah berbau seperti tape. Cairan ini sudah bisa dimanfaatkan untuk digunakan sebagai pupuk kompos. Gunakan wadah bekas pakai botol mineral kemudian lubangi bagian tutupnya agar pupuk kompos agar oksigen tetap mengalir. Sebelum disimpan dalam botol, ada baiknya cairan ini disaring terlebih dahulu untuk menyingkirkan ampas sisa nasi bekas.
Sebagai bahan kerajinan
Bagi sejumlah warga binaan di beberapa Lapas, nasi bekas bisa dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan. Seperti Nurhalim (38), selama menjalani hukuman di Lapas Kelas IIB Ciamis. Ia memanfaatkan nasi basi sebagai bahan utama pembuatan kerajinan tangan bernilai tinggi.
Menggunakan air, koran bekas serta nasi bekas yang dicampur. Tangan kreatifnya membentuk adonan tersebut menjadi bentuk naga, celengan ayam, asbak. Setelah mengeras kemudia Nurhalim mengecatnya dengan cat warna-warni agar lebih menarik.
Selain Nurhalim, sejumlah penghuni rumah tahanan Kelas II B Trenggalek juga memanfaatkan nasi bekas sebagai bahan kerajinan. Nasi basi yang sudah tidak digunakan diolah menjadi patung artistik yang hasilnya tidak kalah bagus dengan patung berbahan dasar kayu.
Membuat patung yang indah dan kuat selain nasi juga dibutuhkan bahan campuran berupa limbah serbuk kayu, lem kayu dan sedikit semen. Serbuk kayu berfungsi memberikan kesan tekstur kayu pada patung. Sedangkan lem kayu dan semen berfungsi sebagai perekat agar nasi sisa dan serbuk kayu tidak rontok saat proses pembentukan.
Memanfaatkan limbah nasi bekas sebagai kerajinan yang menghasilkan pundi-pundi rupiah, juga dilakukan oleh Syafrizal (30) penghuni di kamar Blok A3 Lapas Padang itu. Selama menjalankan masa hukuman 12 tahun kurungan. Ia mengisi hari-harinya dengan mengaduk nasi basi serta serbuk gergaji. Kemudian diolah menjadi produk guci yang bernilai ekonomis. Satu buah guci tersebut dijualnya denga harga Rp 250 ribu.
Sumber: bandung.merdeka.com
Sebagai kompos alami
Membuat kompos secara alami membutuhkan sekumpulan organisme untuk pembuatan kompos organik. Nasi basi di rumah bisa digunakan untuk membuat Mikro Organisme Lokal (MOL). MOL sangat bagus diaplikasikan pada media tanaman guna menyuburkan tanah dan tumbuhan.
Cara membuat kompos organik dari nasi basi ini cukup mudah. Berikut ini beberapa ulasan dari D’Kwek Blog.
Pertama, wadahi nasi basi yang tidak dimakan lagi ke dalam wadah plastik atau mangkok kecil. Biarkan nasi basi dalam keadaan terbuka hingga berubah warna menjadi orange.
Kedua, Setelah nasi basi berubah warna menjadi orange, tambahkan cairan gula ke dalamnya. Ambil satu liter air kemudian tambahkan lima sendok makan gula pasir lalu aduk. Setelah gula dan air tercampur masukkan ke dalam wadah berisi nasi basi tadi kemudian remas-remas (gunakan sarung tangan). Cairan gula ini berfungsi sebagai makanan mikroorganisme yang membantu pembentukan nasi menjadi kompos.
Ketiga, setelah tercampur diamkan nasi basi dengan larutan gula tersebut selama seminggu hingga baunya berubah seperti bau tape.
Keempat, jika telah berbau seperti tape. Cairan ini sudah bisa dimanfaatkan untuk digunakan sebagai pupuk kompos. Gunakan wadah bekas pakai botol mineral kemudian lubangi bagian tutupnya agar pupuk kompos agar oksigen tetap mengalir. Sebelum disimpan dalam botol, ada baiknya cairan ini disaring terlebih dahulu untuk menyingkirkan ampas sisa nasi bekas.
Sebagai bahan kerajinan
Bagi sejumlah warga binaan di beberapa Lapas, nasi bekas bisa dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan. Seperti Nurhalim (38), selama menjalani hukuman di Lapas Kelas IIB Ciamis. Ia memanfaatkan nasi basi sebagai bahan utama pembuatan kerajinan tangan bernilai tinggi.
Menggunakan air, koran bekas serta nasi bekas yang dicampur. Tangan kreatifnya membentuk adonan tersebut menjadi bentuk naga, celengan ayam, asbak. Setelah mengeras kemudia Nurhalim mengecatnya dengan cat warna-warni agar lebih menarik.
Selain Nurhalim, sejumlah penghuni rumah tahanan Kelas II B Trenggalek juga memanfaatkan nasi bekas sebagai bahan kerajinan. Nasi basi yang sudah tidak digunakan diolah menjadi patung artistik yang hasilnya tidak kalah bagus dengan patung berbahan dasar kayu.
Membuat patung yang indah dan kuat selain nasi juga dibutuhkan bahan campuran berupa limbah serbuk kayu, lem kayu dan sedikit semen. Serbuk kayu berfungsi memberikan kesan tekstur kayu pada patung. Sedangkan lem kayu dan semen berfungsi sebagai perekat agar nasi sisa dan serbuk kayu tidak rontok saat proses pembentukan.
Memanfaatkan limbah nasi bekas sebagai kerajinan yang menghasilkan pundi-pundi rupiah, juga dilakukan oleh Syafrizal (30) penghuni di kamar Blok A3 Lapas Padang itu. Selama menjalankan masa hukuman 12 tahun kurungan. Ia mengisi hari-harinya dengan mengaduk nasi basi serta serbuk gergaji. Kemudian diolah menjadi produk guci yang bernilai ekonomis. Satu buah guci tersebut dijualnya denga harga Rp 250 ribu.
Sumber: bandung.merdeka.com